budayakita.net – Pembalut merupakan benda yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan wanita, hampir semua wanita pasti memiliki pengalaman menggunakan pembalut. Mengenakan pembalut sekali pakai memang praktis, namun saat ini sudah ada pembalut kain yang menjadi alternatif pengganti pembalut sekali pakai. Simak Fakta Pembalut Kain wanita berikut.
1. Apa Itu Pembalut Kain
Pembalut kain merupakan kain yang dirancang seperti pembalut yang berfungsi menahan darah haid, bisa diibaratkan sebagai popok wanita dewasa. Menstrual pad atau pembalut kain bentuknya sama seperti pembalut sekali pakai, memanjang dan mempunyai sayap di kedua sisinya.
Cara menggunakannya juga sama persis dengan pembalut sekali pakai, namun bagian sayap pembalut kain direkatkan dengan kancing. Lapisan luar pembalut kain, dibuat dari bahan yang sifatnya tahan terhadap cairan, jadi tidak perlu khawatir bocor.
2. Kenapa Harus Beralih ke Pembalut Kain
Beberapa wanita memiliki pengalaman menggunakan pembalut sekali pakai kurang menyenangkan. Alasan wanita beralih menggunakan pembalut kain seperti, berhemat, menjaga lingkungan, tidak cocok dengan pembalut sekali pakai, dan sebagainya.
Bahkan, ada wanita yang mengalami iritasi dan terasa gatal ketika memakai pembalut sekali pakai. Salah satu penyebab iritasi adalah kandungan dalam pembalut sekali pakai, seperti aseton, kandungan ini pernah ditemukan dalam penelitian sebuah kelompok.
Aseton dapat mengganggu sistem reproduksi, selain aseton kandungan lain yang ditemukan dalam hasil riset yaitu styrene, dichloromethane, dan ethyl chloride. Menurut Riyan Hari Kurniawan selaku ahli kandungan, terdapat dugaan pembalut sekali pakai membahayakan kesehatan wanita.
Tetapi, dirinya belum menemukan bukti nyata terkait hal itu. Namun, zat kimia tersebut dapat merusak flora normal yang menjaga keasaman organ intim, padahal keasaman dibutuhkan untuk mencegah pertumbuhan kuman.
Baca Juga : Ini Tips Perawatan Wajah Yang Wajib Anda Lakukan Agar Wajah Selalu Sehat
3. Pembalut Ramah Lingkungan
Diketahui, pengalaman menggunakan pembalut sekali pakai dapat mencemari lingkungan, karena sampah pembalut ini membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Bayangkan saja berapa banyak sampah pembalut yang dihasilkan seorang wanita dalam satu tahun, belum digabung dengan sampah pembalut wanita lainnya.
Fakta pembalut kain yang dapat dicuci berulang kali, maka Anda turut berpartisipasi mengurangi sampah yang beresiko merusak lingkungan. Hal itu juga dapat menyeimbangkan ekosistem, serta menjaga lingkungan agar tetap sehat bagi kehidupan makhluk hidup lain.
4. Menyehatkan Alat Reproduksi
Pembalut kain terbuat dari katun dan menggunakan bahan kain yang lembut. Daya serap kain katun itu bagus, yang memungkinkan sirkulasi udara pada area kewanitaan berlangsung dengan baik.
Resiko mengalami iritasi atau ruam akibat penggunaan pembalut sekali pakai, dapat teratasi dengan menggunakan pembalut kain berbahan katun. Menstrual pad membantu menjaga kelembaban area kewanitaan tetap normal dan tidak kering.
Agar lebih aman, setelah dipakai, pembalut kain harus dicuci sampai bersih, dan dikeringkan secara sempurna. Pembalut kain tetap diganti secara rutin pemakaiannya, sama halnya dengan pembalut sekali pakai, agar area kewanitaan tetap bersih.
5. Pembalut Kain Menghemat Pengeluaran
Selain karena penggunaan pembalut kain dinilai lebih sehat dari pembalut sekali pakai, menstrual pad juga lebih menghemat pengeluaran Anda. Karena, pembalut kain dapat dicuci dan digunakan secara berulang, Anda tinggal membeli pembalut kain sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Bahkan, pembalut kain bisa digunakan selama dua tahun, Anda tidak perlu repot-repot untuk membeli pembalut sekali pakai tiap bulannya. Selain hemat, penggunaan pembalut kain artinya berkontribusi menjaga lingkungan, karena mengurangi jumlah sampah yang sulit terurai.
Berdasarkan pembahasan di atas, pengalaman menggunakan pembalut kain tentu dinilai lebih aman dan lebih hemat bagi wanita. Pembalut ini juga ramah lingkungan karena terbuat dari katun, tidak seperti pembalut sekali pakai yang mengandung bahan plastik.