4-jenis--pakaian-adat-jawa-tengah-yang-menginspirasi-keren

Budayakita.net– Jawa Tengah adalah sebuah wilayah yang berada ditengah Pulau Jawa yang kerap dijuluki sebagai jantung budaya Jawa. Meski Yogyakarta sebuah provinsi yang terpisah, tetapi kerap juga dimasukkan dalam kawasan Jawa Tengah, terlebih masalah kultural budayanya. Mayoritas penduduk di Provinsi ini memang berasal dari Suku Jawa. Selain itu juga ada suku lain yang bermukim di wilayah ini seperti Sunda, Batak, Madura, Melayu, Minangkau, Dayak, Bugis, dan lainnya.  Mari kita bahas berbagai macam jenis Pakaian Adat Jawa Tengah yang super elegan.

Tionghoa adalah kaum pendatang yang berpengaruh cukup besar di Jawa Tengah. Mereka biasanya bermukim di daerah perkotaan dan profesinya sebagai pedagang. Jawa Tengah hingga saat ini dikenal sebagai salah satu Provinsi yang tetap mempertahankan tradisi dan budaya peninggalan nenek moyang mereka. Bahkan banyak tradisi Jawa Tengah yang telah dikenal luas di Nusantara, termasuk baju adatnya. Bahkan beberapa jenis pakaian tradisionalnya juga menjadi inspirasi bagi suku lainnya. 

4 Jenis Pakaian Adat Jawa Tengah yang Menginspirasi

Berikut dibawah ini 4 jenis pakaian adat Jawa Tengah yang menginspirasi dan dikenal luas di Nusantara, diantaranya yaitu : 

1. Batik Jawa Tengah  

Batik memang merupakan ikon kultur budaya Jawa. Batik telah dibuat dan dikenakan sejak ratusan tahun lalu. Batik Jawa Tengah memiliki beragam corak, dimana masing masing coraknya itu memiliki filosofi sendiri. Beragam motif batik Jawa Tengah seperti batik Truntum, Sido Wirasat, Cakar Ayam, Grageh Wuluh, Kawung Picis, Kawung, dan Parang Kusumo. Selain motif motif  tersebut, masih banyak motif batik Jawa Tengah yang lainnya. Pasalnya masing masing daerah di Provinsi Jateng ini memiliki corak serta pola batik tersendiri. 

2. Jawi Jangkep

 

Jawi Jangkep merupakan pakaian adat resmi yang dikenakan para pria Jawa Tengah. Pakaian tradisional ini terdiri dari atasan berupa baju Beskap yang biasanya dilengkapi dengan motif bunga. Sedangkan bawahannya berupa kain jarik yang cara penggunaannya itu dililitkan pada bagian pinggang. 
Pria Jawa Tengah juga menambahkan aksesoris pada busana ini berupa blangkon sebagai penutup kepala, senjata tradisional berupa keris yang diselipkan pada bagian belakang, alas kaki berupa selop, serta bunga melati yang dirangkai lalu dikenakan dibagian leher. Biasanya pakaian tradisional ini dikenakan saat acara pernikahan.

 

3.Kebaya Jawa Tengah

 
Sebenarnya kebaya tidak hanya dikenakan masyarakat di Jawa Tengah saja. Karena hampir seluruh pakaian tradisional di Pulau Jawa juga mengenal tentang pakaian wanita yang satu ini. Mulai dari Suku Betawi, Sunda, serta Jawa Timur, semua daerah tersebut memiliki jenis kebaya sendiri, tetapi detail yang dimiliki setiap daerah berbeda beda. 
Di Jawa Tengah, biasanya kebaya yang dikenakan untuk upacara pernikahan itu terbuat dari kain beludru. Tetapi ada juga yang lebih memilih kain sutra brokat sebagai bahannya. Sedangkan kebaya yang dikenakan sehari hari, wanita Jawa Tengah lebih memilih kain sutra atau nilon. 


4. Kanigaran

 
Di masa lalu, pakaian tradisional Kanigaran hanya dikenakan oleh para raja saja. Tetapi kini, pakaian Kanigaran dikenakan untuk upacara pernikahan. Pakaian Kanigaran yang dikenakan pria memiliki ciri khas yaitu penggunaan singkok yang memanjang ke atas. Atasannya tampak elegan berkat digunakannya kain beludru berwarna gelap dengan efek mengkilap.  
Sedangkan untuk bawahannya, dikenakannya dodotan atau Kampuh. Dodotan berbeda dengan kain jarak biasa. Dodotan lebih berwarna serta cara memakainya tidak hanya dililitkan pada bagian pinggang saja, tetapi juga disampirkan di tangan. Kemudian bagian belakang atau ekor kain disisakan, lalu disampirkan di lengan.